Baitul Qur`an Daarul Hijrah
www.daarulhijrah.org
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dengan pesatnya. Dampak dari
kemajuan tersebut dapat kita rasakan, berbagai macam kemudahan dan kesenangan
yang semakin beranekaragam yang membuat kita semakin mudah mendapatkan
informasi-informasi baik dari lokal, nasional maupun internasional dan semakin
mudah pula dalam menjalankan kehidupan karena segala hal yang kita butuhkan
dapat terpenuhi dengan kecanggihannya.
Akan tetapi sebaliknya dampak
dari hal itu pula membuat semua orang terlena, terutama generasi muda dan
masyarakat yang tidak dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan, serta pendidikan
agama yang tidak memadai membuat mereka semakin terperosok ke dalam lumpur yang
penuh dengan dosa dan jauh dari nilai-niali ajaran Islam. Selain itu pengaruh
yang kuat dari budaya asing yang kita kenal dengan istilah modernisasi dan
westernisasi terkadang tidak sesuai dengan budaya Indonesia dan adat ketimuran,
budaya tersebut masuk dengan begitu mudahnya dan sudah merambah dengan sangat
cepat ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga nilai-nilai ajaran Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits tidak diindahkan lagi.
Sering kita jumpai
masih banyak masyarakat yang minim dalam membaca Al-Qur’an apalagi untuk
memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an, pergaulan bebas antara muda-mudi,
mengejar kesenangan pribadi tanpa memperhatikan hak orang lain (bersikap
egois), kurang peduli antar sesama, masih banyak anak-anak, remaja atau
masyarakat yang tidak lagi mematuhi aturan-aturan yang diberikan orang tua,
guru-guru serta aturan-aturan yang ada di masyarakat dan bangsa ini, melakukan
kemaksiatan dengan bangga dan terang-terangan, lemahnya karakter atau akhlak
pada diri dan penyimpangan lainnya.
Apabila hal tersebut terus dibiarkan dan tanpa
adanya solusi yang jelas untuk mencegahnya, maka dikhawatirkan akan berakibat
pada terjadinya krisis multidimensi, seperti krisis ekonomi, sosial, dan budaya
bahkan akan berakibat pada krisis moral/ akhlak sebagaimana yang disebutkan di
atas, sehingga pada akhirnya akan mengganggu stabilitas keamanan bangsa ini.
Mendasari hal tersebut, maka kami memandang majelis
ta’lim merupakan salah satu lembaga non formal yang dapat memberikan
konstribusi cukup besar dalam pembentukan akhlak dan pribadi muslim sesuai
dengan tuntunan Rosulullah Saw terlepas dari itu semua, majelis ta’lim dan
masjid merupakan kombinasi yang sangat penting dalam sendi-sendi kehidupan
masyarakat muslim pada khususnya, selain dalam rangka penghayatan, pengamalan
dan pelaksanaan ajaran agama juga sebagai peneguhan syi’ar-syi’ar agama Islam
serta tempat berkumpulnya para ulama, umara dan umat. Majelis ta’lim diadakan
dalam rangka memecahkan berbagai problematika mental, kerusakan moral, kegelisaan
jiwa, keresahan hati, dan berbagai masalah ruhaniah lainnya selain itu juga
mampu membentengi para jam’ah dalam menghadapi perkembangan-perkembangan hidup
dan kemajuan teknologi di era globalisasi ini, sehingga tetap berpegang teguh
pada syari’at Islam. Oleh karena itu sungguh penting peran majelis ta’lim dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa ini dan menjadi sebuah tugas bersama yang harus
diperhatikan dan didukung oleh semua pihak, sehingga rencana yang mulia ini
dapat terlaksana secara maksimal dan semakin menambah semangat dalam
memperjuangkan nilai-nilai agama Islam sesuai tuntunan nabi Muhammad SAW dan
menjadi masyarakat Qur’ani.
Maksud dan Tujuan Majelis Ta’lim
1. Mengokohkan aqidah (keimanan) jama’ahnya.
2. Membentuk insan yang Qur’ani.
3. Membentuk lingkungan yang Islami dengan
menjalankan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW dalam kesehariannya.
4. Membentuk akhlakul karimah jama’ah melalui
Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW.
5. Mendidik anak-anak dan pemuda untuk menjadi
pecinta Al-Qur’an dan penghafal Al-Qur'an.
6. Menjadikan jama’ah sebagai orang tua yang mampu
mendidik dan memberikan panutan anaknya dengan baik, sehingga menjadi kader
umat yang berkualitas.
7. Membina para pemuda menjadi generasi Qur’ani. .
No comments:
Post a Comment